RESUME ARTICLE
TECHNOLOGIES
FOR GLOBAL HEALTH
(TEKNOLOGI
UNTUK KESEHATAN GLOBAL)
Peter Howitt, Ara Darzi, Guang-Zhong Yang, Hutan Ashrafi an, Rifat
Atun, James Barlow, Alex Blakemore, Anthony M J Bull, Josip Car, Lesong Conteh,
Graham S Cooke, Nathan Ford, Simon A J Gregson, Karen Kerr, Dominic King,
Myutan Kulendran, Robert A Malkin, Azeem Majeed, Stephen Matlin, Robert Merrifi
eld, Hugh A Penfold, Steven D Reid, Peter C Smith, Molly M Stevens, Michael R
Templeton, Charles Vincent, Elizabeth Wilson
“Imperial
College London”
(The
Lancet vol 380 August 4th, 2012)
Manusia yang dikaruniai akal dan budi akan selalalu
berusaha dalam menemukan dan menggunakan teknologi untuk mengeksploatasi alam
dalam kehidupannya. Perkembangan dalam menemukan dan mengunakan teknologi yang
diperoleh melalui ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan kebudayaan
manusia dengan ruang dan waktunya
Revolusi teknologi di bidang kesehatan yang telah dicapai
sampai saat ini merupakan ciri yang bermakna dalam kehidupan modern. Walaupun
demikian kekuatan teknologi harus dimanfaatkan secara hati-hati dan penuh
tanggungjawab, untuk menjamin bahwa kita menerapkannya secara efisien dan
manusiawi. Penggunaan teknologi kesehatan yang tepat melibatkan tidak hanya
penguasaan ilmu pengetahuan, peralatan teknik atau mesin dan konsep-konsep
tetapi juga untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi, etika dan moral.
Teknologi kesehatan bukan hanya alat yang kompleks
seperti robot mesin operasi tetapi juga yang berkaitan dengan tehnologi yang
kurang nyata seperti pedoman klinik dan aplikasi elektronik.
Pelayanan kesehatan di negara berpenghasilan tinggi
sangat bergantung pada teknologi karena banyaknya diciptakan teknologi
kesehatan dengan segala macam fungsinya. Namun sayangnya, banyak penemuan
treatment dan teknologi kesehatan terbaru
tersebut belum dapat di akses di negara miskin.
Laporan ini mengelaborasi tentang bagaimanakah teknologi
kesehatan dapat bermanfaat, tidak hanya bagi negara-negara yang berpenghasilan
tinggi tetapi juga bagi seluruh dunia. Dua hal yang akan dibahas yaitu apakah
arti teknologi bagi kesehatan dan kontribusi teknologi dalam menghadapi
tantangan kesehatan global.
Gambar di atas menjelaskan bahwa teknologi untuk
kesehatan mengandung pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi
kesehatan. Misalnya mesin traktor mempermudah manusia untuk mengelola lahan
pertanian sehingga kebutuhan akan beras dapat terpenuhi di sebuah negara. Hal
ini dapat meningkatkan derajat kesehatan manusia dan mesin traktro dapat di
katakan sebuah teknologi untuk kesehatan.
WHO membagi tehknologi kesehatan mejadi beberapa bagian
yaitu peralatan, obat, prosedur medis dan prosedur bedah/operasidan pengetahuan
yang berhubungan dengan bagian-bagian tersebut dalam mencegah, mendiagnosis,
dan mentreatment penyakit juga dalam proses rehabilitasi. Pengorganisasian dan
Sistem yang mendukung dalam memberikan pelayanan kesehatan juga disediakan.
Batas antara teknologi untuk kesehatan dan teknologi
kesehatan kesehatan pada gambar di atas adalah Teknologi informasi dan
komunikasi termasuk di dalamnya televisi dan radio. Dua alat komunikasi ini
digunakan oleh lebih dari 75% penduduk di negara berpenghasilan rendah dan
menengah dan dapat menjadi media yang baik untuk pertukaran informasi tentang
kesehatan.
Seperti apakah peran teknologi dalam dunia kesehatan
dapat dilihat pada gambar di atas. MDG 4, MDG 5, dan dan MDG 6 sangat berkaitan
dengan kesehatan dan yang lainnya ( MDG 1 dan MDG 7 ) didalamnya terdapat
komponen kesehatan.
MDG 4 bertujuan untuk mengurangi
angka kematian anak yang berumur di bawah 5 tahun antara tahun 1990 dan 2015.
Angka kematian bayi pada tahun 1990 sd 2010 berkurang dari 88 menjadi 57
kematian per 1000 bayi.
Menurunnya angka kematian bayi
tersebut disebabkan karena adanya peran tehknologi. Vaksin Campak adalah contoh
dari penerapan teknologi dalam dunia kesehatan. Peningkatan pemberian Vaksin
campak kepada anak-anak pada tahun 2000 mengurangi angka kematian anak karena
campak sebesar 74 % dari 750.000 kematian di tahun 2000 turun menjadi 139.300
di tahun 2010.
MDG 5 bertujuan untuk mengurangi
rasio kematian dan meningkatkan akses
kesehatan reproduksi di seluruh dunia. Contoh pengembangan teknologi dalam
mengurangi angka kematian ibu adalah WHO’s Safe Childbirth Checklist.
Contoh lain penerapan teknologi
untuk kesehatan adalah kondom, Just Milk
Project (untuk mencegah perpindahan HIV dari ibu ke anak, Vaksin HIV/AIDS
(walaupun belum begitu memberikan dampak secara global). Bednet untuk
mengurangi angka kejadian penyakit malaria. Diagnosis TB dengan Sputum smear
microscopy. Teknik Perntaian (pestitisida, pupuk,irigas, penemuan varietas
unggul) untuk mengurangi angka gizi buruk.
Disisi lain, seperti apakah peran teknologi dalam
mengurangi dampak dari masalah Non Communicable Diseases. PTM merupakan
salah satu masalah kesehatan dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih
menjadi perhatian dalam dunia kesehatan karena salah satu penyebab kematian. PTM
merupakan akan menjadi tantangan terbesar dunia kesehatan di masa yang akan
datang. Kematian akibat PTM diprediksikan akan menngkat menjadi 52 juta orang pada tahun 2030. Dan yang lebih
memprihatinkan lagi adalah sebagian besar kematian akibat PTM terjadi di
negara-negara miskin.
WHO memprediksi bahwa PTM seperti Unipolar depresive disorder dan Ischaemic
heart disease akan tetap menempati peringkat pertama penyebab kematian
dimasa yang akan datang (lihat gambar di bawah ini).
PTM dapat dicegah dan dikotrol
dengan adanya kerjasama antar negara diseluruh dunia dan seluruh stakeholder
terkait ditingkat lokal, nasional, regional dan global dengan cara meningkatkan
skala prioritas pencegahan PTM pada pengembangan kerjasamanya.
Faktor risiko PTM adalah suatu kondisi yang secara
potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau
kelompok tertentu. Faktor risiko yang dimaksud antara lain makanan dengan kadar
lemak dan gula tinggi, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, Hyperglikemia, Hipertensi,
Hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya
perilaku berlalu lintas yang tidak benar.
Telah
banyak obat-obatan yang di ciptakan untuk mencegah dan mengontrol PTM dengan
teknologi yang mutakhir. Misalnya, Cardiac Polypil (menyembuhkan penyakit
iskemik), Human papillomavirus (mencegah kanker serviks), Hepatitis C virus
vaccine (mencegah kanker hati), dan sebagainya.
Oleh karena PTM juga dipicu oleh perilaku maka
teknologi yang diciptakan seyogyanya dapat merubah perilaku manusia selain
menciptakan obat untuk menyembuhkannya. Masalah Kecelakan lalu lintas menjadi
salah satu penyebab kematian terbanyak di negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Untuk mengurangi dampak dari kecelakaan lalu lintas maka banyak
kebijakan dan teknologi (kebijakan) dibuat untuk mengubah perilaku manusia
supaya dapat berkendara dengan aman dan memilih transportasi dengan bijak.
Misalnya Low technology child restraint
car seat telah di salah satu forum WHO yang tentu saja akan diterapkan
diseluruh dunia.
Mengatasi
Hambatan yang dapat Mencegah Teknologi berkontribusi Lebih kepada Kesehatan
Global
Berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, sehingga mendorong
adanya inovasi dan perubahan yang melibatkan eksperimen dalam bidang kesehatan
mengakibatkan peran teknologi menjadi krusial. Dalam perkembangannya Peran
teknologi untuk kesehatan ini memiliki
banyak hambatan. (lihat gambar di bawah ini)
Gambar diatas menjelaskan bahwa Kebutuhan
akan Teknologi untuk kesehatan belum tersedia bagi orang miskin di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah karena biayanya tidak terjangkau.
Teknologi telah tersedia tapi belum
dapat diakses di seluruh dunia. Teknologi kesehatan sebagian besar diproduksi
dan dipatenkan dinegara-negara maju (lihat gambar 5). Negara berpenghasilan
rendah dan menengah akan menghadapi masalah dalam menggunakan ataupun
mengoperasikan teknologi tersebut karena rendahnya kualitas sumber daya
manusia. Selain itu, isu penerimaan dan penolakan terhadap teknologi terbaru
juga menjadi faktor penghambat.
Tantangan selanjutnya adalah
budaya disetiap negara yang masih awam terhadap perubahan perilaku. Dewasa ini
perkembangan pemikiran manusia telah melesat jauh lebih maju dari masa ke masa,
sehingga kebudayaan yang dihasilkan memiliki kemajuan dan perubahan kearah yang
lebih maju sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan manusia untuk menciptakannya.
Abad ke dua puluh merupakan kelanjutan babak dimana manusia menciptakan
berbagai macam teknologi canggih yang dahulu memang sudah ada namun belum
secanggih saat ini. Teknologi ini merupakan bagian dari kebudayaan manusia,
karena merupakan hasil dari cipta, karsa, rasa manusia itu sendiri.
Teknologi kesehatan menjadi instrumen bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya juga untuk
meningkatkan mutu kehidupannya (quality of life) tanpa meninggalkan budaya
lokal. Tanpa penguasaan teknologi maka suatu unegara tidak memiliki kemampuan
untuk menjamin eksistensinya dan kemandiriannya (self reliance). Oleh
karena itu segala upaya harus diusahakan untuk dapat memiliki dan menguasai
teknologi untuk dapat mempertahankan eksistensinya menghadapi masa depan yang
tidak pasti.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut tentunya harus menyuluruh, terstruktur dan massive.
Implementasai dan Inovasi Teknologi
untuk Kesehatan
Inovasi
memunculkan kebaruan (novelty) dalam pengetahuan ilmu kesehatan atau
organisasi. Kebanyakan inovasi adalah sebagai hasil dari banyaknya
kemajuan-kemajuan yang kecil yang secara individual mungkin tidak berarti
tetapi mempunyai efek yang kumulatif. Teknologi yang baru jarang berkembang
dalam satu langkah saja. Modikasi dan pengembangan teknologi merupakan proses
yang berjalan berkesinambungan.
Keputusan untuk menerapkan teknologi
di negara berpenghasilan rendah dan menengah mempertimbangkan range antara biaya
perunit sampai bagaimana cara mengembangkannya.
Dalam
penerapannya teknologi harus didukung oleh kebijakan atau regulasi untuk
melindungi dan mengendalikan teknologi tersebut.
Teknologi
Disruptif untuk Pelayanan Kesehatan di Negara Berpnghasilan Tinggi
Teknologi
disruptif merupakan teknologi yang membantu menciptakan pasar
baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya
menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Inovasi
disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan kesehatan dengan cara yang
tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar
yang baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama.
Contoh
teknologi yang hemat biaya hasil dari Inovasi disruptif adalah portabel
MAC 400 ECG yang dibuat di India
yang menjadi populer di Negara Jerman. Harganya pun hanya setengah dari harga MAC
5500 yang digunakan di Beberapa Rumah Sakit Amerika Serikat.
Jadi,
alur perkembangan dan transfer teknologi untuk kesehatan tidak hanya dari
negara kaya ke miskin tetapi juga dimulai dari negara berpenghasilan rendah dan
menengah ke negara berpenghasilan tinggi.
Sebagai kesimpulan dalam laporan ini
adalah teknologi memegang peranan penting dalam kesehatan global. Oleh karena
itu, perlu menekankan dan mengutamakan penciptaan teknologi yang tejangkau bagi
orang-orang miskin.
Kemudian teknologi juga harus dibarengi dengan inovasi
untuk menciptakan produk atau jasa yang substansial bagi kesehatan Global. Kita
harus memiliki pemikiran yang luas dan menggunakan pendekatan yang
multidisiplin untuk mneciptakan teknologi baru.
Laporan ini juga
memberikan beberapa rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam dunia
kesehatan untuk mengedepankan kebutuhan akan kesehatan diatas kepentingan
organisasi. Pihak tersebut antara lain kemenetrian kesehatan, Badan Dunia,
Perusahan Teknologi Kesehatan, Organisasi Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga
Riset serta sistem kesehatan di negara maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar